1. Tokoh dan Karakter Tokoh
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak,
perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang
menggambarkan kualitas pribadi seorang tokoh. Tokoh cerita menempati
posisi strategis sebagai
pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau
sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Secara umum kita
mengenal tokoh protagonis dan antagonis.
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan
pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh
protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan
pembaca. Adapun tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya
konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh protagonis.
Ada beberapa cara penggambaran karakter tokoh dalam cerpen, di antaranya sebagai berikut.
- Melalui apa yang diperbuat tokoh. Hal ini berkaitan dengan
bagaimana sang tokoh bersikap dalam situasi ketika tokoh harus mengambil
keputusan.
- Melalui ucapan-ucapan tokoh. Dari apa yang diucapkan tokoh kita dapat mengetahui karakternya.»
- Melalui penjelasan langsung. Dalam hal ini penulis menggambarkan secara langsung karakter tokoh.»
2. Latar (Setting)
Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan
waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang
diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas.
Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca,
menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan
terjadi. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu
sebagai berikut.
a. Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang
dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.
b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan.
c. Latar Sosial
Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan dosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya
fiksi. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, istiadat, tradisi,
keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta hal-hal
lainnya.
3. Alur (Plot)
Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur
tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan
mengapa hal ini terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita
berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasa disebut juga susunan
cerita atau jalan cerita. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam
menyusun bagianbagian cerita, yakni sebagai berikut. Pengarang menyusun
peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai
penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju. Urutan peristiwa
tersebut meliputi:
- mulai melukiskan keadaan (situation);
- peristiwa-peristiwa mulai bergerak (generating circumtanses);
- keadaan mulai memuncak (rising action);
- mencapai titik puncak (klimaks)
- pemecahan masalah/ penyelesaian (denouement)
Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat
memulainya dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah,
kemudian menengok kembali pada peristiwaperistiwa yang mendahuluinya.
Susunan yang demikian disebut alur sorot balik (flashback). Selain itu,
ada juga istilah alur erat dan alur longgar. Alur erat adalah jalinan
peristiwa yang sangat padu sehingga apabila salah satu peristiwa
ditiadakan maka dapat mengganggu keutuhan cerita. Adapun alur longgar
adalah jalinan peristiwa yang tidak begitu padu sehingga apabila salah
satu peristiwa ditiadakan tidak akan mengganggu jalan cerita.
4. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa
dalam cerita. Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan
pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah tersebut? Ada beberapa macam
sudut pandang, di antaranya sudut pandang orang pertama (gaya bercerita
dengan sudut pandang “aku”), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan
sudut pandang campuran.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk
tulisan dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan
kalimat, pemilihan diksi, penggunaan majas,dan penghematan kata. Jadi,
gaya merupakan seni pengungkapan seorang pengarang terhadap karyanya.
6. Tema
Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita.
Tema dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa
dalam kehidupan ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah
membaca cerita tersebut secara keseluruhan.
7. Amanat
Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang
bersifat positif maupun negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan
yang ingin disampaikan pengarang berupa pemecahan atau jalan keluar
terhadap persoalan yang ada dalam cerita. Adapun unsur ekstrinsik adalah
unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya.
Source : http://fauzazi.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar